Pseudolocale adalah lokal yang dirancang untuk menyimulasikan karakteristik bahasa yang berpotensi menimbulkan masalah terkait penerjemahan dalam UI, tata letak, dan lainnya saat aplikasi diterjemahkan. Pseudolocale dibuat dengan penerjemahan instan dan otomatis yang dapat dibaca dalam bahasa Inggris untuk semua pesan yang dapat dilokalkan. Pesan non-pseudolocale mengarah pada pesan yang belum diterjemahkan dalam kode sumber Anda.
Pseudolocale akan menghemat waktu dan biaya karena Anda dapat menyesuaikan teks UI dan tata letaknya sebelum mengirimkan pesan ke repositori sumber yang akan dikirim untuk diterjemahkan. Untuk daftar potensi masalah terjemahan, lihat bagian Menemukan masalah pelokalan.
Nama pseudolocale Android mengikuti konvensi penamaan lokalitas standar, dan ID lokalitasnya dapat diurai oleh bahasa pemrograman apa pun yang mematuhi BCP 47. Dalam pengertian ini, pseudolocale sama dengan lokalitas lainnya, seperti Prancis, Cina, atau Rusia.
Platform Android menyediakan dua pseudolocale berikut untuk merepresentasikan bahasa kiri-ke-kanan (LTR) dan kanan-ke-kiri (RTL):
Bahasa Inggris (XA): menambahkan aksen Latin ke teks UI bahasa Inggris dasar, memperluas teks asli dengan menambahkan teks tanpa aksen, dan mengelompokkan setiap unit pesan untuk mengekspos potensi masalah dari teks yang diperluas. Potensi masalah dapat berupa kerusakan tata letak dan susunan sintaksis pesan yang buruk, seperti suatu kalimat yang dibagi menjadi beberapa bagian lalu ditampilkan sebagai sejumlah pesan dalam tanda kurung. Pseudolocale bahasa Inggris (XA) ditunjukkan dalam gambar 1.
AR (XB): mengubah arah teks pesan asli kiri-ke-kanan menjadi kanan-ke-kiri, yang membalik urutan karakter dalam pesan asli. Pseudolocale AR (XB) ditunjukkan dalam gambar 2.
Pseudolocale dapat membantu Anda membuat versi RTL aplikasi, meskipun Anda tidak menulis atau berbicara dalam bahasa RTL.
Mengaktifkan pseudolocale
Pseudolocale biasanya ditambahkan ke build yang berorientasi pada developer. Saat Anda memilih pseudolocale di perangkat, semua aplikasi yang mendukung pseudolocale akan mengikuti karakteristik pseudolocale yang dipilih, termasuk semua aplikasi sistem seperti aplikasi Setelan dan panel Setelan Cepat.
Untuk menggunakan pseudolocale Android, Anda harus menjalankan Android 4.3 (API level 18) atau yang lebih tinggi dan mengaktifkan opsi developer di perangkat Anda.
Prosedur berikut menjelaskan cara mengaktifkan pseudolocale:
Di Android Studio, aktifkan pseudolocale untuk aplikasi tertentu dengan menambahkan konfigurasi berikut ke file
build.gradle
Anda:Groovy
android { ... buildTypes { debug {
pseudoLocalesEnabled
true } } }Kotlin
android { ... buildTypes.getByName("debug") { isPseudoLocalesEnabled = true } }
Build dan jalankan aplikasi Anda.
Gunakan aplikasi Setelan untuk memilih pseudolocale. Langkah ini bervariasi berdasarkan versi Android Anda, seperti berikut:
Android 5.0 (API Level 21) atau yang lebih tinggi
- Di perangkat Anda, buka aplikasi Setelan, lalu ketuk Bahasa dan input > Preferensi bahasa.
- Dalam daftar Preferensi bahasa, tarik tab untuk memindahkan pseudolocale ke bagian atas daftar dan membuatnya menjadi bahasa yang aktif. Lihat gambar 3.
Android 4.4.4 (API level 19) atau yang lebih rendah
- Di perangkat Anda, buka aplikasi Setelan, lalu ketuk Bahasa dan input > Preferensi bahasa > Tambahkan bahasa.
- Ketuk salah satu pseudolocale untuk menambahkannya ke daftar Preferensi bahasa.
- Dalam daftar Preferensi bahasa, tarik tab untuk memindahkan pseudolocale ke bagian atas daftar dan membuatnya menjadi bahasa yang aktif. Lihat gambar 3.
Menemukan masalah pelokalan
Pseudolocale memberikan cara yang efektif dan dapat menghemat waktu untuk menemukan potensi masalah pelokalan dalam UI dengan membantu Anda mengidentifikasi masalah di area-area berikut:
- String hardcode, yang tidak dapat dikirim untuk diterjemahkan, ditampilkan sebagai teks tanpa aksen dalam pseudolocale agar mudah dilihat.
- Masalah tata letak UI yang disebabkan oleh perluasan teks, yang menunjukkan tempat UI dapat terpotong karena panjang teks.
Penyambungan string, yang ditampilkan sebagai pemisahan satu pesan ke dalam dua atau beberapa tanda kurung. Masalah ini dapat mempersulit proses untuk memperoleh terjemahan yang benar karena penerjemah harus menerjemahkan setiap bagian secara terpisah tanpa mengetahui keterkaitannya. Penyambungan string juga dapat membuat terjemahan menjadi salah karena bahasa yang berbeda mungkin memerlukan urutan bagian yang berbeda atau struktur kalimat yang benar-benar berbeda. Misalnya, bahasa seperti Jepang, Korea, dan Tamil menempatkan kata kerja di akhir kalimat. Jika kalimat digabungkan, penerjemah tidak dapat mengubah urutan kata sesuai kebutuhan.
Masalah teks dua arah (BIDI), seperti ketika konten dalam satu arah teks menyertakan frasa sebaris dalam arah teks yang berlawanan sehingga string menjadi sulit dibaca.
Masalah kanan-ke-kiri (RTL), seperti elemen yang tidak dicerminkan. Contohnya adalah elemen UI yang tidak berpindah ke kiri, teks tidak dibalik dan berpindah ke kiri, atau tanda baca salah ditempatkan, misalnya "pseudolocales rule!" berubah menjadi "elur selacoloduesp!" dan bukan "!elur selacoloduesp".